Kembali Kuliah....Ingat segala lupa
         Dua hari ini saya kembali kuliah (ini bukan pembelaan lho...seakan-akan saya bangga kalo belum lulus tapi sudah selesai kulaihnya, bukan itu maksud saya). itupun bukan kuliah reguler, kuliah tamu dan workshop (tapi saya lebih suka menyebutnya kuliah, karena waktunya terlalu pendek).
1. Kuliah Tamu from Malay...         Pagi-pagi pas sedang ngetik, tiba-tiba pintu ruangan saya dibuka (saya sudah tau siapa yang membukanya - Bapak Pembimbing saya, karena saya tahu, cuma saya dan beliau yang ada di Lab. pagi itu)
"Iya Pak"
"Yang lain mana? kamu gak ikut, ada kuliah tamu tuh di ruang sidang"
" Kuliah Katalis Pak" (...sok tau..)
"Bukan, ada kuliah tamu Professor dari Malaysia, kamu ikut saja, kasian sudah jauh-jauh datang kalo gak ada yang datang"
( yah, Bapak...kirain apa?), Akirnyapun saya datang ke ruang sidang.
         Usut punya usut, ternyata Professor dari Malay tadi adalah keynote speaker pada Seminar Nasional Fundamental dan aplikasi Teknik Kimia yang diadakan jurusan saya keesokan harinya, jadi berhubung beliaunya datang lebih awal, ceritanya "dimanfaatkan" untuk memberi kuliah pada mahasiswa di jurusan. yang datang banyak juga (saya kira saya sendiri..:). Kuliahnya sih lebih tepatnya disebut pemaparan prospektus kampus Prof. tadi....sampai di sini sepertinya sudah tidak ada yang diceritakan...kampusnya lebih bagus, terutama fasilitas lebolatoriumnya (integrated Lab!) dan juga syarat proposal research-nya itu lho...baru disetujui kalo memang sudah jelas ada Commercial-partnernya di industri...yah setidaknya apa yang didengung-dengungkan disini bahwa ada keterkaitan antara dunia industri dan akademis sudah benar-benar berlangsung di sana...
banyak pertanyaan diajukan,tapi gak ada yang menyinggung perasaan...yang menyinggung perasaan tuh misalnya : pertanyaan OTT dengan kuliah tamu hari itu...Dr Azhari(itulah kelebihan Bangsa kita..tepo seliro)...coba kalo tanya, trus dijawab gini: "Iyah tapi pengikutnya kan banyakan orang Indonesie"....ya malu-lah:). yang menarik bagi saya : Logat melayunya, saya jadi ngerti apa pembicaraan beliau hari itu karena saya tidak ingin kelepasan satu kata dari beliau yang sering mengundang pertanyaan...misalnya begini : Kami punya program yang menghabisi mahasiswa S1 dalam 4 tahun...(menghabisi=meluluskan...wow pilihan kata yang sadis ....)
2. Workshop Teknologi Katalis         Himpunan Mahasiswa ternyata panjang akal juga, salah seorang pemakalah di seminar teknik kimia tadi diminta untuk memberi workshop singkat tentang Teknologi katalis. Fasilitator seminarnya menarik juga, bekerja di lapangan industri tapi punya gelar Doktor. "Wah berarti ahli" itulah alasan saya kenapa ikut workspop, selain tagline di poster kegiatan yang mengharuskan peserta membawa kalkulator. kalo kuliah katalis sendiri sih saya sudah pernah ikut setahun yang lalu. pelatihannya sendiri berlangsung menyenangkan, maklum fasilitator workshopnya alumni sendiri...jadi tau lah suasana kuliah dikampus gimana....dan ternyata workshop-nya tidak langsung ke pokok permasalahan, katalis, tapi memberi overview dulu mengenai pabrik Amoniak PKT......saya jadi ingat tuh sama yang saya pelajari pas kerja praktek di Amoniak-nya Pusri dulu..tapi dibanding ingatnya...lebih banyak lupanya...tapi baunya Amoniak dah hapal kok:)...dulu sebelum presentasi saya sampai "nglonthok"(kata orang jawa) mempelajari pabrik Amoniak bahkan beserta Urae dan Utilitas-nya, sekarang??? nglontok beneran alias kabur entah kemana...sudah banyak yang lupa...., (wah jadi tersadar harus belajar dan baca-bca lagi nih). Fasilitatornya sendiri cukup pengertian pula:), setidaknya studi kasus di akir acara tidak ada perhitungan kinetika yang banyakan turunannya...yah meskipun sudah berbekal kalkulator, jam 3-4 sore bukan waktu yang tepatlah untuk hitung-menghitung katalis untuk reaktor berpengaduk, reaktor plug, reaktor dengan bed katalis tapi katalisnya beda dan ada quenchingnya persamaan difusi reaktan dalam bidang permukaan aktif reaktan...oh tidak...sudah banyak yang lupa:)....harus belajar lagi...(ayo baca-baca-baca)
Apa Artinya Belahan Jiwa?
         Ceritanya kemarin saya nonton film
"Belahan Jiwa", itupun karena diajak teman-teman SMA saya. sebenarnya saya sudah mengurungkan niat untuk nonton film tersebut setelah membaca resensi filmnya di
Sinema Indonesia,ngeri...ngeri jeleknya maksudnya, ya kira-kira begitulah yang saya tangkap setelah membaca ulasannya. Tapi bagaimanapun juga, saya gak enak juga, nolak untuk ke-2 kalinya (Kemarin saya sempat diajak nonton
"Apa Artinya Cinta"....saya menolak, saya sudah kapok melihat akting
Sandy Aulia yang asli kaku.....HIdup
Dian Sastro!:)
         Akirnya saya datang juga, seneng sih ketemu teman lama. jam 12.45 film dimulai dengan penonton yang kalah banyak (tentu saja!) dengan
Harry Potter.
film dimulai....Walaah kok gak ada openingnya????....(btw opening film favorit saya opening-nya
"Ungu Violet" bukan karena saya termasuk
Sobat Fadly Cs:), tapi suara gitar dan paduan gambarnya suka sekali...coba saja)
setelah film mulai....Walaah kok jelek banget yang meranin cowok-nya, terutama aktingnya, aneh, seperti pemain sinetron pemula...(yang meng-casting siapa sih?...)
Film mulai berjalan....memang benar kata orang yang meresensi film tersebut, akting artis-artisnya biasa saja, tapi saya suka aktingnya
Dina Olivia dan tentu saja
Dian Sastro...lainnya biasa saja...
film selesai...Ceritanya bagus, tapi yang itu tadi banyak kekurangan.
        
Rudi Sudjarwo pernah bilang " Bikin cerita bagus itu susah, tapi lebih susah lagi menceritakan dengan bagus cerita yang bagus tadi ". Sepertinya Belahan Jiwa, memang kurang pas cara penyeritaannya.
Oya Terima kasih buat
Made dan Nurul, wah sepertinya kemarin tuh kita mengulang acara 2 tahun kemarin. Kita kemarin seperti baru lulus SMA lhoo...:)
How Clown (Could - red) Stop The Time ?
         Ini bukan tentang nemo si ikan badut pemberani, dalam Finding Nemo, tapi sepenggal cerita dari reuni ”kecil-kecilan” kelas smu saya sebelum lebaran kemarin. Namanya juga anak banyak jadi ya tidak semuanya bisa datang, begitu pula kemarin, tidak semuanya bisa hadir. Tapi ada yang istimewa pada reuni kemarin, apalagi kalau bukan kehadiran , si pengantin baru, Mince dan nyonya Mince (nama asli mince sebenarnya Danang, karena temen2 sekelasnya terlalu sayang jadi semuanya memanggil dia Mince –
red). Mince memang fenomenal, selain prestasinya yang tidak pernah dateng tiap kali ada acara kumpul-kumpul, dia adalah satu-satunya anak laki-laki dikelas yang sudah bekerja dan menikah duluan.
         Kalau flash back 5-6 tahun yang lalu, Mince adalah sosok ”penggembira” kelas. Saya sendiri juga termasuk badut kelas (nama heweh juga termasuk nama badut ya?..), tapi gak sebadut dia-lah. Dengan gaya rambut jambul ala Clint-nya
The Moffats, Band favoritnya, dia suka berkelakuan aneh, menanam kertas hasil ulangan di parkiran (sampai ada kemarin di millist ada yang bilang ” Pohon yang tumbuh dipojokan parkirannya SMU 5, jangan-jangan berasal dari kertas-kertas ulangan yang ditanam Mince”-
tega sekali....) . Ya pokoknya banyak keunikannya yang cendenrung membuatnya keliatan childish dan jadi sasaran untuk dikerjain teman-teman sekelas. Tapi Mince orangnya baik (..mungkin ini ada hubungannya dengan seringnya teman-teman lain dan juga saya numpang mobilnya kalau ada acara kemana-mana...he..he..he...)
         Kembali ke acara reuni, semuanya sebelumnya memang sudah tahu kalau Mince sudah menikah, tapi semuanya memang tidak mengira kalau Mince kali ini akan datang. Kedatangnanya sendiri merupakan hasil kerja kami (saya dan 2 teman saya ) hampir satu jam ”merayu” istrinya supaya mau datang ke acara tersebut.....
         Banyak hal yang telah direncanakan, terutama membiasakan menyapa Danang a.k.a Mince dengan nama sebenarnya (..hal ini pulalah salah satu trik
”merayu” istrinya supaya istrinya mengizinkannya datang ke acara tersebut...). Tapi namanya juga sudah biasa, sudah bertahun-tahun, tetap saja anak-anak memanggilnya dengan nama Mince, didepan istrinya malah...., juga ada yang nanya :....”Mana jambulnya...”?. memang seolah-seolah waktu terhenti ketika bertemu dengan teman-teman lama, Mince yang sekarang seakan-akan adalah anak yang berjambul ala Clint Moffats dan suka menanamkertas ulangan di parkiran sekolah...hal-hal yang dibicarakan tidak jauh-jauh dengan masa-masa smu ( yang orang-orang bilang adalah masa terindah...). dan yang membuat waktu terasa semakin terhenti....bercandanya rata-rata masih sama seperti waktu sekolah dulu, terutama nama panggilan : tidak pernah berubah....semuanya memang masih terlalu sayang satu sama lain. Sampai teman saya nanya : ”Weh, kapan nih lulus...?”
Time that never STOPIni foto saya dengan tetangga depan rumah saya di desa, teman main saya waktu kecil dulu. Waktu kecil sering mandi bersama....untuk yang ini jelas, waktu takkan pernah berhenti pada masa itu...terus terang saya tidak mau dimarahin suami mereka...:)
Renungan Hari Pahlawan
"We were conquered by Japan for 36 years, During the Korean War, so many people were killed. The result is a hungry, figthing spirit that other country find hard to match".
(Hwang Woo Suk, Korean's Stem-Cell Pioneer, a breakthrough of cloning technology)source :
Time Megazine Oct 24 2005
photo source
Pikiran Rakyat
Kartolo = guyonan suroboyoan / guyonan suroboyoan = kartolo
         Tadi barusan (12/11) jurusan mengadakan lustrum ke-9, 2 hari setelah ulang tahun kampus yang jatuh tanggal 10 kemarin (
..sesuai namanya, pasti 10 nopember-lah he..he..he..). Banyak yang datang ke acara tersebut, dari angkatan 1/K-1(di jurusan saya angkatan dinamakan k-...) sampai k-40 (temen-temen saya sendiri..he..he..yang lulus 3 bulan kemarin) agak canggung juga keliatan ikutan, soalnya saya belum alumni. Niat saya datang karena sudah janjian dengan alumni saya yang bekerja di
Pusri Palembang, istilahnya "reuni" karena saya sempat tinggal di rumah beliau saat kerja praktek di
PUSRI tahun lalu.
         Alasan ke-2 adalah nonton
Kartolo yang mengisi acara dengan banyolannya (
..alasan ke-3, makan siang..he..he..he..). Bagi orang Surabaya, siapa yang gak kenal
Kartolo. Dari jaman
TVRI Jawa Timur sampai jaman
Jtv (
...Janc*k TV, begitu kata teman saya kalau lagi iseng...he..he..he...), sepertinya hampir hanya ada satu "Living Legend" untuk pelawak Suroboyoan. Karena eksistensinya, sampai-sampai orang-orang sudah biasa menyebut guyonan suroboyan dengan kata "kartoloan". Guyonan Suroboyoan biasanya mengambil tema sehari-hari yang sangat "berkarakter" orang Surabaya. Sampai-sampai waktu
Padi, konser di Tambak Sari agustus kemarin,
Yoyok, drummer-nya sempat "kartoloan" di panggung, di tenggah-tenggah konser.
         Ini salah satu guyonan Kartoloan eh ...maksud saya guyonan Suroboyoan...he..he...sampai ketuker.....
Salesman
Kapanane onok Salesman Vaccum Cleaner teko ndhik omahku.
Ewangku durung sempet ngomong opo-opo moro-moro salesman iku mau langsung nyebarno tembelek wedhus ndhik karpet.
Jarene ngene "Wis pokoke buk, lek sampek vaccum cleanerku iki gak isok nyedot, tak jamin tak emploke sithok-sithok tembeleke wedhus iku."
Jare ewangku "Peno kepingin didhulit sambel tha ngemploke ?".
"Lho opo'o masalahe ?" salesmane takok.
"Lha peno gak ndhelok tha saiki lampu mati ..."
Salesman
Suatu hari ada Salesman Vacum Cleaner datang ke rumah saya.
Pembantu saya belum sempat bilang apa-apa tiba-tiaba salesman tadi langsung menyebar kotoran kambing di karpet.
Kemudian bilang " Pokoknya Bu, kalalu sampai vaccum cleaner saya ini tidak bisa menyedot, saya jamin saya makan satu-persatu kotoran kambing ini."
Kata pembantu saya " Kamu kepingin makannya dengan cara dicolek seperti kalau makan sambal ya?"
"Lho memangnya kenapa?" Salesman balik tanya.
"Gak Tau ya? sekarang lagi mati lampu...."
PS:Guyonan diatas akan lebih "masuk" kalo diucapkan dengan logat suroboyoan yang "medok".
guyonan suroboyan tersebut saya ambil
dari sini
K L B K=Kisah Lama tidak Berulang Kembali
         Istilah diatas sepertinya berlaku untuk lebaran kali ini. Berhubung BBM naik, orang-orang punya cara alternative lain untuk mudik. Naik Motor!, tengok ke jalan saat pagi dan sore, saat matahari mulai redup, puluhan motor beriringan. Banyak cara yang mereka lakukan untuk mengakali keterbatasan tempat duduk, beraneka ragam, seperti yang biasa kita lihat di berbagai laporan arus mudik balik, yang biasa (apa wajib ya?) ditayangkan tv-tv kita di hari sebelum dan sesudah lebaran.
         Dulu, jaman BBM masih murah, peminat angkutan umum memang membludak, ritual tahunan. Sampai-sampai timbul pertanyaan (…
yang tentu saja juga menjadi ”pertanyaan unggulan” tayangan infotainment tv-tv kepada artis-artis kondang negeri ini….)….
”Sebenarnya seberapa penting sih mudik?”…eh ada pesohor yang bilang….
”Sebenanrnya silaturahmi kan bisa dengan berbagai cara, gak harus ketemu….”. Memang benar sih, sekarang di desa sudah ada sinyal kuat, tapi menurut saya mudik lebaran perlu, soalnya mudik lebaran merupakan suasana yang menyenangkan untuk bertemu banyak sudara, teman lama, tetangga lama, mantan lurah/rt/pacar, siapa tau juga dengan pertemuan-pertemuan itu bergulir cerita
C L B K=
Cinta
Lama
Bersemi
Kembali…..(…
walah, kayak taneman aja….)
not a boy not yet a men (ternyata sudah berumur)
         Salah satu hal yang saya sadari dari acara kumpul
2 hari raya kemarin adalah, saya semakin berumur. Hal ini saya rasakan ketika berkumpul dengan sepupu-sepupu saya yang hampir semuanya sudah berkeluarga (
….bahkan kalau lebih dramatis lagi, di antara semua cucu-cucu, hanya saya yang statusnya masih belum bekerja…).
         Foto di atas, bukan saya deng sepupu, tapi saya dengan ponakan, anaknya sepupu saya. Kaget juga rasanya, mereka yang tumbuh terlalu cepat apa yang saya ya? yang jalan di tempat. Yang pertama, namanya Tian, kelas 3 STM, lagi suka dengan gaya, yang kalo orang bilang, gayanya pemusik
Emo, tapi ketika saya tanya…”
Tau gak lagunya Simple Plan?” dia jawab “
aku gak hapal lagunya tapi aku bisa main gitarnya, soalnya yang nyanyi temenku…., tapi bandku biasanya nyanyi Cinderella-nya radja…..(
...ya elah….ujung-unjungnya kok fals…”Jujurlah padaku….bila kau tak lagi cinta"….. ). Yang Kedua, namanya Nita, baru masuk SMU, di
pondokin sama orang tuanya. Waktu saya SMA, dia masih kecil dengan suara serak sekali, saya juga heran kenapa suara seraknya sudah hilang, mungkin karena sudah
akil balig, jadi sadar dengan penampilan dan meskipun tinggal di Pondok Pesantren, dia bilang pada saya kalo bacaannya tabloid
Gaul (…
cukup, cerita tentang si Nita cukup di sini karena gampang ditebak, apa sih yang sedang menarik perhatian anak seumuran dia yang suka baca tabloid?...sepertinya tiada lain tiada bukan selain Peterpan!!! ). …), ada juga sih sepupu yang anaknya sudah lulus SMU, atau beberapa ponakan saya yang pada waktu saya disunat, mereka masih pada belum bisa pipis sendiri, sekarang sudah SMP.
         hampir mirip dengan ada
Romi-ada
Yuli, ada
Oneng ada
Maknya Oneng (catatan: episode terbaru
Bajaj Bajuri sudah tak mempertemukan lagi Oneng dan Bajuri:), maka ada enak ada juga gak enaknya. Enaknya Dulu waktu saya kecil, sepupu-sepupu saya sudah pada bekerja, jadi kalo lebaran suka diberi uang oleh mereka. Gak enaknya, saya jadi merasa jadi anak kecil terus (
…apa saya yang terlalu bodo, sehingga merasa seperti itu terus…?), sampai-sampai baru sadar kalau ponakan-ponakan sudah besar-besar.