Sunday, March 05, 2006

Ngopi bersama Dee




         Saya memang ngefans dengan Dewi Lestari. Sejak Novel pertamanya hampir 5 tahun lalu, seri pertama dari trilogi Supernova: ”Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”. Tapi sebenarnya Dewi a.k.a Dee telah menarik perhatian saya pada saat masih di Trio Rida Sita Dewi, album pertama mereka sekitar tahun 1995, kenapa? Karena lagunya “Satu Bintang Di langit Kelam” dimana Dewi solo vocal di sana dengan lagu ciptaannya tersebut. Lagunya begitu berbeda baik gaya maupun tema. “Dee Banget”
         Saya sangat setuju “protes” Dewi Lestari pada halaman ‘Cuap-Cuap Pennulis” (saya sendiri seselera dengan Dewi, yang lebih suka menamai bagian “Kata Pengantar” denga kata-kata tersebut), kenapa orang-orang selalu menjugde dia seolah-oleh menulis adalah karir instannya setelah Trio Rida Sita Dewi tidak begitu aktif lagi sekitar awal 2000 lalu, dan kemudian terbit novel fenomenalnya : Supernova.
         Apabila telah membaca Seri Supernova-nya, coba baca beberapa bait lagu “Satu Bintang Di langit Kelam” :
“Angkasa tanpa pesan...
Merengkuh smakin dalam...
Berselimut debu waktu...
Kumenanti....Cemas....

Kau datang dengan sederhana....
Satu bintang di langit kelam...
Sinarmu rimba pesona...
Dan kutahu....
Tlah tersesat....”


Yup, there was Dewi Lestari in 2005”, sepertinya memang tidak seharusnya ada protes, sudah sejak lama bakat menulis Dee ada, dan memang brillian adanya!!!

         Membaca tulisan Dee memang penuh sensasi, kadang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal sendiri hingga membuat orang di sekitar saya melihat saya dengan aneh, ”Baca buku kok sampai terpingkal-pingkal”. Kalo tidak percaya, dan masih beranggapan Dee terlalu berat, coba langsung baca, ”Supernova” edisi ”Petir” atau kalau lebih instan lagi (dengan cerita yang lebih pendek-red) Baca saja ”Filosofi Kopi”-nya..... Bahkan saya terkejut dan langsung tertawa ketika di ”Filosofi Kopi” dewi memakai istilah-istilah bahasa jawa” yang saya sendiri gak abis pikir, ”kok bisa ya nulis sebagus ini” mengingat di Supernova terakhir Dee full menggunakan istilah-istilah sunda. Dee memang hebat!
         Dee memang bukan penulis cemen, banyak sekali cerita-cerita yang bertema mendalam yang saya sendiri sampai takjub ketika membacanya.
         Saya tidak bisa bercerita lebih banyak lagi, tulisan Dee memang mempesona, kalo belum percaya dan mengganggap tulisan Dee terlalu berat, Coba baca ”FILOSOFI KOPI”.....

Terima kasih saya untuk :
Made Harimbawa, atas infonya kalo bukunya Dee sudah terbit, thanks a lot Pal!!! (he..he..he… dulu pas smu aku suka pinjem-pinjem buku koleksimu yah!)

namaya juga ngefans :P

0 komentar teman saya...:

Post a Comment

<< Home