Tuesday, December 27, 2005

Harapan Jangan Pernah Mati (Mengenang setahun Tsunami bersama Iwan Fals)


          Tepat setahun, 26 Desember 2006, musibah tsumani melanda Aceh dan Sumatera Utara. Bertepatan itu pula, semalam Iwan Fals "berteriak" lagi di Gelora Sepuluh Nopember. Memang, selain karena suka dengan Iwan, yang membuat saya datang ke konsernya malam itu adalah penasaran, penasaran bagaimana seorang Iwan, yang bukan hanya Ikon musik Indonesia tetapi Ikon Indonesia (begitu mungkin kira-kira hingga Iwan pun sempat menjadi cover Time dan dinobatkan sebagai salah satu asian heroes 2002) mengenang tragedi dasyat setahun yang lalu.
          Berangkat dari rumah selepas magrib, dan 18.30 sampai di Tambaksari, seolah-olah saya tak percaya, benarkah Iwan bakal manggung malam ini di sini. Suasanannya sepi, dan sangat sepi untuk ukuran seoarang Iwan Fals. Masih teringat tahun 2002 lalu saat pertama kali nonton Iwan di tempat yang sama, Tambak Sari menjadi lautan manusia, tumplek blek, masuk areal konsernya saja susahnya minta ampun, begitu pas mau pulang, gak kalah sesak lorongnya. Sangat kontras memang, apalagi konser semalam gratis, dibandingkan dengan tahun 2002 yang berkarcis Rp.20.000. Promosi menjadi penyebabnya, spanduk-spanduk baru dipasang sehari sebelumnya, poster-poster bahkan baru tagl 26 itu saya melihatnya.
          Masuk ke areal konserpun, jadi semakin terasa betapa promosi acara ini kurang sekali, Iwan Fals gitu lhoooo..., penonton tidak sampai separo lapangan bola. Seperti kata 2 orang MC malem itu yang beusaha menenangkan massa yang gak sabar nunggu Iwan Fals (pake ngancem segala...) bahwa Iwan bakal tampil 17.30, maka sebelum Iwan manggung, Panggung diisi oleh Band-band lokal dan Tiket band (Bandnya Opet Alatas, mantan Basisnya GIGI). Kasian juga TIKET, pas main panitia pada nurunin spanduk di panggung, jadi sepertinya lebih menarik melihat para Spiderman beraksi manjat panggung buat nurunin spanduk, dibanding aksi Opet cs. yang sumpah, meskipun dah ganti vokalis, vokalisnya gayanya masih Fadly Padi banget, ya suaranya ya gayanya.....
          Setelah TIKET main 4 lagu, yang terus terang saja gak mampu mengajak penonton untuk koor, maklum Hitsnya gak ada yang nendang....Iwan naik Panggung, dan sontak penonton histeris. Dan satu lagi alasan mengapa saya nonton Iwan, Ingin melihat "kesaktian" iwan mengendalikan massa. Masih teringat 3 tahun lalu, kebetulan Padi jadi band pembuka, penontonnya rusuh, tapi begitu Iwan naik dan meminta penonton tenang, wow.....layaknya kandidat presiden aja, seluruh orang di Tambak Sari terhiptonis.
          Mengawali penampilannya dengan sebuah lagu (saya kurang tahu namanya) diiringi dengan aksi teaterikal di panggung, Iwan melanjutkan dengan lagu "Nocturno", lagunya bersama Kantata Takwa yang langsung membuat penonton Koor massal....
          Selanjutnya Iwan bilang "Lagu ini untuk orang-orang yang mengerti arti sebuah kehilangan" dan lagu yang menurut Iwan tercipta saat dirinya kehilangan Galang Rambu Anarki (putra pertamanya). Pad lagu selanjutnya yang diambil dari salah satu albumnya tahun 1979, Iwan dan anggota Bandnya yang total 10 orang! memainkannya dalam irama ska! dan makin heboh ketika para pemain bandnya ber-skakin (joget gaya ska) di panggung. Selanjutnya Iwan memberi kejutan, betapa tidak, intro lagu hitnya yang ini tidak tertebak, aransemen baru dan laku ballad dengan petikan gitar akustik yang khas berjudul "Galang Rambu Anarki" malam itu dibawakan dengan sangat dinamis bernuansa Rock!. lagu ini bener-benar realistis dengan keadaan saat ini, ya kenaikan BBM dan segala masalah yang diakibatkannya. dan ditengah-tengah lyricnya Iwan mengajak penonton untuk koor
Iwan :
"BBM naik tinggi, susu takterbeli"
"orang pintar tarik subsidi.....

massa
"Anak kami kurang gizi"
dan ketika Iwan menarik mikrofonnya lagi, sambil tersenyum iwan menimpali
Anak Menteri kelebihan gizi"
Ya, dua lagu tadi sebenarnya tentang Galang, tapi malam itu lagu itu bener-bener bisa melukiskan keadaan Bangsa saat ini.
          Selanjutnya Iwan memberi pengantar tentang lagu berikutnya yang khusus tercipta untuk mengenang setahun musibah tsunami. pesan lagu tersebut sangat terbesit dalam judulnya "Haparan Jangan Pernah Mati". Lyricnya mengambarkan kepedihan, tapi diakhir lagu ada ajakan untuk tetap memelihara harapan. Lagu berlanjut, Iwan memulainya dengan sedikit cerita...
"Terima kasih untuk relawan-relawan yang telah membantu di Aceh. Juga untuk tentara-yang juga telah membatu, begitu harusnya tentara....lagu ini khusus untuk para tentara..."serdadu". dengan aransemen yang Country abis, apalagi malam itu ada pemain biolanya. Dan di tengah-tengah lagu aransemennya berubah menjadi dangdut, makin heboh ketika 2 backing vokalnya (2 cewek mirip Atun-nya si Doel) bergoyang di Panggung. Lagu berirama riang masih berlanjut ke Lagu "Sugali" lagu tentang penjahat kelas teri (yang biasa muncul di acara kriminal tv itu lhoo...kalo penjahat kelas kakap kan jarang muncul di acara kriminal:)
"Dar Der Dor suara senapan....Sugali Anggap Petasan"

          Iwan memang entertainer sejati, minus ribuan massa yang biasa memadati tiap konsernya (Iwanpun malam itu sempat mengkritik panitia :"Promosinya kurang nih") Iwan tampil maksimal, lagu-lagunya diaransemen ulang dengan berbagai jenis musik mulai Ska, Dangdut, Rock yang cadas, Country Bahkan Campur Sari! (di lagu "jendal Tua"). begitu pula pemain Bandnya atraktif sekali. Dan satu lagi ciri khas Iwan dibandingkan musisi lain ketika konser. Kebanyakan penyanyi atau vokalis band masih sering meminta penonton untuk mengangkat tangan dan mengayunkan ke kiri dan ke kanan. Tidak untuk Iwan, Iwan punya cara tersendiri, Iwan selalu mengangkat tangannya tapi tidak diayunkan kanan kiri tetapi menggerakkannya seperti penari "kecak" di Bali, dan tanpa diminta seluruh penontonnnya langsung melakukan hal yang sama. SAlUT IWAN FALS.

foto-foto diambil dari KCM dan time.com

Saturday, December 24, 2005

Extra square pants

         Kemarin sore pas pulang, saya mendapati Bulik saya duduk menangis di depan TV, saya mencoba mendekat, ada apa? Kok sampai menangis?...Ya elah ternyata Bulik saya menangis bukan karena ulah anak-anaknya tetapi karena “ulah” anak-anak Jamal Mirdad dan Lidya Kandow. Penasaran saya ikut nonton juga….ternyata masalahnya sepele banget (bukannya saya tidak manusiawi, tapi karena memang sinetron biasanya begitu, saya menyebutnya itu masalah sepele…), mereka diusir oleh tante mereka, ceritanya tante mereka sudah merebut harta mereka yang buaaanyak itu….yang belakangan saya ketahui harta warisan itu bernama Djoyo Groups (?). Okelah, memang bukan hanya Liontin saja yang “pengen tampil beda” dengan mengambil tema klasik, perebutan harta warisan (Paling enak di jaman susah seperti ini sepertinya memang rebutan warisan kali ya….???:), masih ada yang lain, "Anak Cucu Adam" (???) saya pikir ceritanya bakal seperti sinetron sinetron religius yang ada siraman rohaninya, tetapi ujung-ujungnya tetap….rebutan harta!.
         Sudahlah, saya juga tidak begitu ngerti masalah sinetron, dan lagian juga tidak memberi pengaruh pada Bulik saya yang masih suka bernangis ria karena Liotin, apalagi sekarang Rianti sudah buta dan Manda jadi miskin (lagi)…sueeeer saya ikutan nonton kedua sinetron tersebut gara-gara di rumah TV cuman 1, dan pada waktu-waktu itulah saya bisa ngobrol dengan bulik saya. Eh sekarang ada kuisnya juga lho…lewat sms, tentang kelanjutan kisah mereka (penting gak sih???) sepertinya kurang heboh kuisnya, gimana kalo kuisnya begini ”mungkinkah Liontin bakal dibuat heksa-logy(ada gak sih istilah ini???) seperti ”Tersanjung”???. Tapi bosen juga sih kalo sampai season 10 ceritanya bolak-balik-bolak gitu, berhasil merebut warisan=kaya, kalah rebutan warisan=miskin berulang-ulang...

         Saya sendiri jarang nonton TV, dan parahnya sudah jarang, yang ditonton bukan siaran berita, berikut ini acara TV yang saya sukai dan rutin saya tonton :
  • Sponge Bob The Square Pant (yang tayang pagi)
  • Extravaganza (lebih lucu mana aming apa tora????)
    .....Hiks-hiks ternyata cuman 2 :(

  • Wednesday, December 21, 2005


    no more story:(

    Thursday, December 15, 2005

    menuju Januari

            2005 segera berlalu. Banyak orang menyiapkan resolusi baru untuk tahun depan. Pagi tadi pas buka situs Time, ada rilisan Best Photos of 2005. Pepatah bilang, gambar menyimpan ribuan kata untuk bercerita. Hampir semua foto bercerita kesedihan, untuk kita renungkan...

    source :time.com

    Sunday, December 11, 2005

    Menanti Januari

    +628564911**** 5-Dec-2005
    “Weh, tlg crkan ak FeSO4, ato timbal asetat.kal ada hub di noku,*hasan*”

    +628133154**** 7-Dec-2005
    “Eh awakmu saiki neng ndi? Internete nganggur g? aq prlu bngt cr Ltratur. Proyekq ky bkin pbrik pke total cost sgala. “

    +628133154**** 8-Dec-2005
    “Ass.Weh,ntar krtas saringnya bwen pulang aja bsk pagi mampir k kosq aja ya. “

             Ketiganya adalah sms dari salah seorang teman saya, yang mungkin merasakan betapa “menyenangkannya” kalo masih punya teman yang “masih di kampus”. Pernah juga saya pagi-pagi dapat sms dari salah seorang teman yang sedang training kerja :
    ” Carikan Kapasitas Panas H2SO4, Bls!”
    Wadah!, sepertinya teman saya sedang berada di bawah tekanan, itu yang ada dipikiran saya, karena begitu saya balas dengan data yang ada di “Perry’s Chemical Handbook”, dimana kapasitasnya tidak tergantung pada suhu, teman saya langsung membalas untuk menanyakan Kapacitas panas pada suhu tertentu…….akirnya terjadilah saling balas-membalas sms antara saya dengan dia. Dalam hati saya berguman, “knapa juga gak Nelpon?”….beberapa hari kemudian dari teman saya yang lain, saya baru tahu, bahwa teman saya yang sms saya tadi sedang dalam masalah pelik…he…he…he…, Sebagai seorang engineer pemula disebuah pabrik, dia dihadapkan pada suatu masalah teknis tentang operasi dan peralatan, mungkin yang makin membuat dia panik adalah, para operator di sana, yang rata-rata sudah bapak-bapak (dan notabene calon bawahan teman saya) Sangat mengandalkan (apa nge-tes ya?...he..he..) teman saya itu…..
             Kadang saya merasa Bangga juga…(he..he..mungkin salah satu bentuk rasa untuk menghibur diri) bahwa biar gini-gini…sayalah orang di balik layar..ha..ha…ha....

    Pertanyaan yang menipu.
             Dulu waktu awal-awal teman-teman lulus, saya sering sekali mendapat telepon maupun juga interkom yang diawali dengan kalimat seperti ini :

      - ” Halo, weh, Ebes ono ra?” ---- yang pakai kata “Ebes” adalah anak-anak mantan Lab. Saya, kata ”Ebes” sendiri merupakan kata ganti untuk pembimbing saya/Kepala Lab. (Ebes = Bapak)
      - ”Halo Heweh ya?....Eh Weh, ada Pak Minta gak?”---- kalo diawali dengan kata-kata seperti ini biasanya adalah teman seangkatan tapi tidak mengambil tugas akhir di Lab. Yang sama dengan saya, Lab. Lain.

             Pertama-tama saya berfikir, ”Kok aneh cari-cari P.Minta segala? Pas belum lulus aja gak pernah, sekarang pas sudah lulus malah nyari?.....” tapi pertanyaan tersebut segera terjawab begitu muncul pertanyaan kedua ...
    ”Komputermu bisa nge-print ga?”
             Nah ini dia pertanyaan intinya. Mereka, teman-teman saya yang sudah lulus, lumayan sering nge-print di Lab. Saya untuk mengirim aplikasi, apalagi aplikasi-aplikasi yang mendadak dan expired datenya sudah mendesak...ternyata “keberadaan saya di kampus” masih berguna juga.
             Biasanya sih mereka sungkan kalo ada Pembimbing saya di Lab. Tapi berhubung saya sering kesepian juga, begitu mereka telepon, langsung saya jawab,
    “Ok aku tunggu di atas” (lantai 3-red),
    ato begitu mereka menongolkan kepalanya di pintu langsung saya bilang,
    “Masuk-masuk”
    kadang-kadang suapaya lebih menarik lagi, kalo Pembimbing saya memang gak ada, saya tambahin dengan kata-kata,
    “Masuk-Masuk, Aku sendirian kok”(ya...pokoknya kentara-lah kalo saya lagi kesepian dan butuh teman...).
             Biasanya-sih setelah mereka nge-print, mereka langsung pergi, tapi kadang-kadang bercanda-canda dulu, browsing, main game, apa baca-baca(yang ini lumayan jarang....:)
             Tak terasa, desember sudah, januari di depan mata. Penantian yang dulu akan terasa panjang, justru sekarang jadi terasa pendek, banyak hal terjadi,dan kekosongan nyaris tak pernah terjadi. Terinspirasi, Spongebob the squarpant, film yang saya nonton tiap pagi sebelum berangkat ke kampus, dimana Patrik menyemangati Sponge Bob, saya mulai juga menyemangati diri sendiri :
    “Ayo kamu bisa....Januari sebentar lagi”

    Thursday, December 01, 2005

    AIDS AWARENESS DAY 2005