Majalah yang Romantis
         Kemarin pagi, waktu di Stasiun Gubeng, di etalase salah satu kios yang ada di sana, mata saya ”kepincut” dengan salah satu benda di dalamnya. Warna ijo, dengan grafis menawan. Ternyata sebuah majalah indie (…..selain grafisnya yang lebih bagus dan lebih gaya, perbedaan majalah indie dengan majalah kebanyakan adalah tidak adanya tanggal terbit…mungkin untuk mesiasati supaya pembaca-nya gak menantikan edisi berikutnya secara regular….karena biasanya memang majalah jenis ini suka yang “un-reguler” atau “extra-reguler”….baik terbitnya,tampilan maupun isinya..).         Niat yang ada di kepala, memang pengin langsung beli, memang saya sering terkena prinsip Beli sekarang, nyesel kemudian…(…..dulu, pas masih jaman pra-mp3, …sering banget beli kaset karena liat covernya yang bagus, dan ketika diputer, ternyata gak seberapa suka sama isinya…...lebih sering baca-baca tulisan di covernya daripada mendengarkan kasetnya). Tapi akirnya jadi inget, saya pernah beli majalah seperti itu, saya langsung nebak, “Ah paling isinya hampir sama dengan majalah indie yang pernah saya beli,….tulisan-tulisan bebas semua di dalemnya, ditambah dengan grafis halamannya yang menarik..”. Dan lagi ketika ngeliat harganya, “kok mahal ya? “ (…untuk ukuran majalah setipis itu….), saya pernah beli majalah indie tapi gak semahal itu…dan kalau duitnya saya belikan majalah “gak indie” pasti dah dapat majalah yang lebih besar dan lebih tebal plus bonus poster Peterpan atau Radja!!!! (…memang jaman sekarang kalo gak ngasih bonus yang berhubungan dengan dua band tersebut takut di-cap ketinggalan jaman ya….)
         Akhirnya beli juga majalah tersebut, tau kenapa???.....karena salah satu “headline”-nya tentang School-report, mengetengahkan profill sekolah SMU saya dengan judul yang cukup menarik. Saya mungkin Indonesia Tulen yang masih mabuk kepayang dengan Romantisme Masa Lalu……..
(….. Gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu dan batu jadi makanan…….masih ada busung lapar, kemakmuran belum tercapai dan utang luar negeri yang fantastis……,kail dan jala cukup menghidupimu…….mau melaut aja gak bisa karena BBM mahal dan susye…… masyarakat yang ramah-tamah dan bergotong royong……...nonton bola aja kepala bisa bocor kena lemparan batu dan tangan bisa patah karena digebuki, bergotong royong menggempur supporter lawan…….)
         Setelah baca-baca majalah tersebut, lho kok iklannya banyak ya?....besar-besar pula (…kebanyakan iklan baju2 distro dengan aneka gaya dan warna, saya sebenarnya ingin juga sih memakai baju2 seperti itu, tapi sepertinya kurang cocok dengan kulit saya yang Sawo terlalu Matang….)
. Tapi gak papa-lah, yang penting desainnya beda dengan majalah kebanyakan dan membuat mata jadi seger. Tapi ada yang aneh, sepertinya ada yang kurang cocok dengan tag-line-nya….yang memakai kata “Surabaya”, tapi didalamnya banyak kata-kata ”Lo”, bukannya memakai ”Koen” yah setidaknya, kalau memakai kata ”Surabaya” pakai “kosakata”-nya Pojok Kampung-nya JTV……he..he..he….
0 komentar teman saya...:
Post a Comment
<< Home